Khoirurrooziqin.id

MEMULIAKAN TAMU DALAM ISLAM: PELAJARAN DARI HADITS

Islam sebagai agama yang lengkap tidak hanya memberikan petunjuk dalam ibadah, tetapi juga
mengajarkan nilai-nilai sosial dan etika. Salah satu ajaran penting dalam Islam adalah terkait dengan
perlakuan terhadap tamu. Sebuah hadits yang menjadi pedoman bagi umat Islam dalam hal ini adalah:
“Dan siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Bukhari-Muslim)

Hadits ini mengandung makna mendalam tentang sikap terhadap tamu dan memberikan tuntunan bagi
umat Islam untuk memperlakukan tamu dengan penuh kasih sayang dan kehormatan. Mari kita telaah
lebih lanjut pesan yang terkandung dalam hadits ini.

1. IMAN KEPADA ALLAH DAN HARI AKHIR
Hadits ini dimulai dengan menekankan pentingnya dua hal utama dalam iman seorang Muslim, yaitu
iman kepada Allah dan hari akhir. Iman kepada Allah mengajarkan umat Islam untuk hidup sesuai
dengan petunjuk-Nya dan menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran akan keberadaan Allah.
Sementara itu, iman kepada hari akhir memberikan perspektif bahwa setiap amal perbuatan akan
dihisab di akhirat. Dengan pemahaman ini, seorang Muslim diharapkan untuk menjalani kehidupan
dengan etika yang baik dan penuh tanggung jawab.

2. MEMULIAKAN TAMU SEBAGAI MANIFESTASI IMAN
Setelah menegaskan pentingnya iman, hadits kemudian menyebutkan perlakuan terhadap tamu sebagai
bentuk konkret dari iman tersebut. Memuliakan tamu di sini tidak hanya sebatas memberikan pelayanan
yang baik, tetapi juga mencakup berbagai aspek perlakuan yang mencerminkan nilai-nilai Islam. Ini
termasuk memberikan kehangatan, memberikan makanan, menyediakan kenyamanan, dan
memberikan perhatian penuh kepada tamu.

3. MENJAGA HUBUNGAN SOSIAL
Perlakuan baik terhadap tamu dalam Islam juga dapat dipandang sebagai upaya untuk membangun dan
menjaga hubungan sosial. Islam mendorong umatnya untuk saling berbagi, peduli, dan menjaga
keharmonisan dalam masyarakat. Dengan memuliakan tamu, umat Islam dapat menciptakan ikatan
sosial yang kuat, saling mendukung, dan menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang.

4. PELAJARAN KEPEMIMPINAN
Pesan dalam hadits ini juga dapat diterapkan dalam konteks kepemimpinan. Seorang pemimpin yang
baik adalah yang mampu memperlakukan bawahannya atau rakyatnya dengan penuh hormat dan
kepedulian. Mempersiapkan diri untuk menyambut tamu dengan baik juga mencerminkan
kepemimpinan yang berbasis pada pelayanan dan tanggung jawab sosial.

5. PAHALA DALAM ISLAM
Selain sebagai tuntunan etika, memuliakan tamu dalam Islam juga dihubungkan dengan konsep pahala.
Dalam banyak hadits, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa memuliakan tamu akan mendatangkan
pahala besar dari Allah SWT. Oleh karena itu, perlakuan baik terhadap tamu bukan hanya sebagai
tindakan sosial, tetapi juga sebagai ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah.

KESIMPULAN
Hadits “dan siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya”
mengingatkan umat Islam tentang pentingnya sikap terhadap tamu. Hal ini bukan hanya sebagai bentuk
etika sosial, tetapi juga sebagai manifestasi dari iman kepada Allah dan kesadaran akan hari akhir.
Dengan mempraktikkan nilai-nilai dalam hadits ini, umat Islam diharapkan dapat menciptakan
masyarakat yang penuh kasih sayang, saling peduli, dan menjalani kehidupan dengan penuh tanggung
jawab.

 

 

Tunaikan ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf) terbaik anda di YKRI (Yayasan Khoirur Rooziqiin Indonesia)
Contact Person: 0812-1110-2015

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top